Tjakrabirawa: Pasukan Elit Soekarno Berakhir Tragis

### Pengawal Presiden Soekarno Terseret G30S 1965

foto : dari berbagai sumber

TRANSPARANN.ID – Presiden Soekarno membentuk Resimen Tjakrabirawa pada 6 Juni 1962 untuk menjaga keselamatan dirinya dan keluarganya. Ia merekrut prajurit terbaik dari Angkatan Darat, Laut, Udara, hingga Kepolisian. Pasukan elit ini mengenakan baret merah bata dengan moto “Dirgayu Satyawira” (Prajurit Setia Berumur Panjang) dan menjadi simbol kekuatan pengawal presiden.

Brigadir Jenderal M. Sabur memimpin resimen ini dengan Kolonel Maulwi Saelan sebagai wakil. Tjakrabirawa tidak hanya mengawal Soekarno, tetapi juga menjaga istana dan titik strategis negara. Bagi Soekarno, mereka menjadi tameng hidup sekaligus kebanggaan nasional.

Baca Juga :   Fakta Mayor Teddy Hormat ke Aguan

Namun, citra Tjakrabirawa runtuh pada 30 September 1965. Letnan Kolonel Untung Syamsuri, salah satu komandan resimen, memimpin operasi Gerakan 30 September (G30S). Beberapa personel Tjakrabirawa terlibat dalam penculikan dan pembunuhan enam jenderal TNI AD. Kudeta gagal, Untung dihukum mati, dan nama Tjakrabirawa tercoreng sebagai pasukan yang terseret kudeta.